BURUNG CUCAKROWO
Status
konservasi
Rentan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies: P. zeylanicus
Nama binomial
Pycnonotus zeylanicus
Gmelin, 1789
Rentan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies: P. zeylanicus
Nama binomial
Pycnonotus zeylanicus
Gmelin, 1789
UMUM
Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.
Merbah aslinya dalam bahasa Melayu merujuk kepada
beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di semak belukar, termasuk
pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain. Di sini, untuk
kepentingan standarisasi penamaan seperti yang digunakan LIPI, merbah digunakan
terbatas untuk menyebut burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain
disebut merbah, burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang
lain seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu,
empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.
Berukuran sedang, burung-burung ini biasanya bertubuh
sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak panjang. Kerap kali bermisai
halus.
Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni yang cerah:
kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan
berwarna suram coklat zaitun, keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning,
jingga atau merah di pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa.
Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang
dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.
Merbah terutama adalah burung pemakan buah-buahan dan
serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang menjelajah semak belukar dan
hutan yang setengah terbuka, memetik aneka buah kecil-kecil dan memburu
serangga. Meski sebagian lagi lebih senang tinggal di atas pepohonan.
Sering didapati berpasangan atau berkelompok,
burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang lain. Ramai bersuara
nyaring saling memanggil.
Merbah membuat sarang di atas pohon atau perdu,
berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, bercampur dengan
serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.
Ragam jenis merbah
Di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama
terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. Hanya dua spesies yang
menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di
Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung
lepasan yang kemudian berbiak).
Akan tetapi anehnya ada satu jenis anggota suku ini
yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku,
yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis). Bahkan karena hidup di
wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain selama jutaan tahun, spesies
ini telah berkembang menjadi sembilan subspesies yang berbeda.
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).
Cucak rawa dikenal umum sebagai cucakrawa, cangkurawah
(Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed
Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya
adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789).
Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total
(diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm ini memiliki mahkota
(sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga- atau kuning-jerami
pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna
hitam. Punggung coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan
atau hijau coklat-zaitun. Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan
dada abu-abu bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata
berwarna kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap..
.
+HABITAT CUCAKROWO
Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di
paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering
bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas.
Suara lebih berat dan lebih keras dari umumnya cucak
dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali
terdengar bersahut-sahutan.
Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput
air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin.
Menyebar di dataran rendah dan perbukitan di
Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa bagian barat.
Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun kini sudah sangat
jarang akibat perburuan.
Merupakan salah satu burung yang sangat digemari orang
sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. Di Jawa, burung ini
sudah sangat jauh menyusut populasinya karena perburuan yang ramai sejak tahun
’80an.
Burung-burung yang diperdagangkan di Jawa kebanyakan
didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak bagian Pulau Sumatra
(misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun populasinya terus menyurut.
Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk. 2000) menggolongkan populasi cucak rawa
ke dalam status rentan. Demikian pula IUCN menyatakan bahwa burung ini
berstatus Rentan (VU, Vulnerable). Uraian status konservasi yang lebih rinci
dapat dilihat pada situs IUCN di bawah.
Jika tidak ada langkah penyelamatan yang lebih baik
dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini hanya tinggal
kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti dalam lagu Manuk
Cucakrowo di Jawa.
.
+CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
Secara umum tidak ada perbedaan volume, mental dan
jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat. Cucakrowo Sumatera dan
Kalimantan ada yang bermental bagus volume dahsyat, ada yang bersuara tipis,
ada yang ropel dan ada yang bersuara biasa saja. Secara fisik, cucakrowo daerah
sumatera relatif lebih besar ketimbang dari pulau lain. Meski demikian, secara
umum bodi cucakrowo di Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor
seperti cucakrowo Sumatera.
.
+CIRI JANTAN DAN BETINA
Cucakrowo termasuk burung monomorfik di mana tidak ada
perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang membedakan antara burung
jantan dan burung betina. Namun demikian, ada beberapa patokan yang bisa
digunakan untuk menentukan jenis kelamin burung cucakrowo oleh penangkar.
Ciri fisik
Jantan: Kepala bulat, dengan bulu berwarna lebih tua,
tampak ada semacam belahan bulu; Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih
cerah; Bulu punggung dan sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih
nyata; Ekor lebih panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal
serta agak melengking; Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.
Betina: Kepala lebih datar, dengan bulu berwarna lebih
ringan, dan tidak ada belahan bulu; Bulu rahang lebih kotor, tampak putih
keabu-abuan; Garis-garis hitam putih kurang jelas; Ekor lebih pendek dan
sedikit agak mengembang; Paruh lebih pipih dan cenderung tampak lebih cantik;
Garis hitam di bawah mata dengan warna lebih ringan.
Melihat Tingkah Laku dan Gerakannya
Dari tingkah laku dan gerakannya, burung cucakrawa
dapat diketahui sekaligus dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila
cucakrawa telah jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa adsa
rasa takut.
Jantan: Gerakannya lebih agresif, sering melompat,
seakan-akan menantang dan terlihat berani; Bila melihat lawan jeisnya
seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila dengan jenis
yang sama, seakan-akan ingin menyerang; Banyak gerakan kaki dan tubuh yang
seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya mengarah ke bawah; Kepala
menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan gerakan yang nampak berani dan
menantang disertai dengan siulan keras bernada memanggil.
Betina: Gerakan lebih lamban dan tampak halus; Bila
melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang sedikit agak
dikembangkan.paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan seperti anak cucakrawa
yang minta disuapi induknya; Sambil mendekat menyuarakan suara yang lembut,
sambil merendahkan badannya dan ekornya agak terangkat keatas; kepala sering
merunduk atau merendah ke depan merendah sejajar dengan punggungnya.
Didengar dari suaranya
Dari suaranya, burung cucakrawa dapat dibedakan jenis
kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibituhkan waktu.
Jantan: Lebih sering menyampaikan nada panggil tinggi,
keras dan melengking; Banyak variasi nada dan irama yang sering diperdengarkan;
Bila berkicau bersama atau berpasangan akan memimpin irama lagunya.
Betina: Suara terdengar besar dan dalam, seakan akan
memberi jawaban kicauan burung jantan; Variasi suara lebih monoton dan seolah
olah hanya mengikuti saja; Perbandingan ini akan nampak jelas lagi bila dua
burung, jantan dan betina, sedang berkicau bersaut sautan saling didekatkan.
Namun ada burung betina yang dapat bersuara doble atau ropel, sehingga dalam
ini sulit untuk memilih atau menentukan antara jantan dan betina.
.
+MEMILIH CUCAKROWO
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucakrowo.
- Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
+CARA PERAWATAN
-Tempat: Cucakrowo bisa dipelihara dengan
sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm.
Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari kayu asam dengan diameter
1,5 cm.
- Pakan: Sama dengan burung lain pada
umumnya, cucakrowo memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan
nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya
seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E,
B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung
zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya
adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral.
Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan
tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan
lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan
tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung cucakrowo
adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium,
Sodium Chlorin dan Kalium.
- Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian
untuk burung cucakrowo:
Makanan yang sesuai untuk cucakrowo
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Rowo. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
- Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG CUCAK ROWO
Perawatan harian untuk burung cucakrowo relatif sama
dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu
rutin dan konsisten. Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk
burung Cucak Rowo:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
- Berikan Jangkrik 5 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara master atau burung aseli cucakrowo.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
- Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Buah segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
- Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
Penanganan jika cucakrowo overbirahi
- Pangkas porsi jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
- Bisa diberikan 2 ekor ulat bambu dalam 3 hari berturut-turut
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
PENANGANAN APABILA BURUNG CUCAK ROWO KONDISINYA DROP
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 8 pagi dan 4 sore
- Tingkatkan porsi pemberian kroto menjadi 3x seminggu
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucakrowo lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
.
+ PENANGANAN CUCAKROWO UNTUK LOMBA
Perawatan dan setelan cucakrowo untuk lomba
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung
agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.
Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar
masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk
burung cucakrowo:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 8 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan jangkrik 3 ekor dan ulat hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan
Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena
dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK ROWO PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung cucakrowo
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung cucakrowo
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
+PERAWATAN CUCAKROWO MABUNG
Untuk burung cucakrowo, sangat jarang terjadi mabung
total dan biasanya hanya nyulam atau ganti bulu secara bergantian. Namun jika
terjadi burung mengalami masa nyulam dengan banyak bulu yang berjatuhan, maka
perlu dilakukan treatmen mabung. Apa itu?
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat
menuntut perhatian penghobi burung.
Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap
25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama
masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein
dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari
90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda
dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan
disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu.
Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra
untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi
yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru.
Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar
dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur
(lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang
menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak
bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat
mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi
faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada
saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga
mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk
peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung
sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam
daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang
mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen
multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin
dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada
beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya
bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus
circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling
umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis,
gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu
burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas,
persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat
banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu
yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan
sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi
sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah
satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai
Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika
diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung
yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru
tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki
bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu
dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi
pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung
meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan
yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang
hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi
meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih
mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan
khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan
kepada penghobi burung
untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit
untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit
adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa
mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral
yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk
menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi pakan seperti
sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang
benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya
akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti asam
amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Cucakrowo bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya
bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan
seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain
digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang
tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya
sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional, maka mineral dan
vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah
mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit
tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga
vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau
mengobati.
.
Pola perawatan cucakrowo masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 8 ekor pagi dan 6 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit, perlu perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Lakukan pemasteran
Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi
diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai
dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter
dan tipe suara burung dengan suara burung master.
.
+PENANGKARAN CUCAKROWO:
Sebelum penangkaran cucakrowo dimulai, terlebih dahulu
perlu dilakukan seleksi atau pemilihan terhadap burung-burung ini, apabila
jumlah yang dimiliki cukup banyak. Tetapi apabila burung yang ada jumlahnya
terbatas, maka seleksi semacam tidak perlu dilakukan. Seleksi ini dimaksudkan
agar memperoleh pasangan calon induk yang memenuhi syarat, yang diharapkan
dapat menghasilkan keturunan yang bermutu dan memuaskan.
Calon untuk Induk Penangkaran
Burung yang disiapkan untuk keperluan penangkaran
harus memiliki semua kriteria sebagai calon induk. Kriteria tersebut antara
lain:
- Mutu dan kualitas burung harus baik; memiliki mental yang bagus; suara kicaunya bagus, nadanya bagus, volumenya bagus, iramanya bagus, jarak jangkaunya jauh, dan bersih atau kristal.
- Fisik sempurna, dalam arti tidak cacat.
- Sehat, dalam arti tidak sakit-sakitan.
- Baik pejantan maupun betinanya sudah siap kawin.
- Mau dan dapat ditangkarkan dalam arti mampu kawin secara normal
- Dari keturunan yang baik dan mempunyai keturunan yang baik pula (tidak cacat, rajin, dan sayang mengasuh anaknya)
Kunci keberhasilan penangkaran
Keberhasilan penangkaran sangat ditentukan oleh
sangkar atau kandang yang digunakan cocok atau tidak. Sangkar atau kandang
penangkaran adalah sangkar atau kandang yang diperuntukkan sebagai tempat
menangkarkan atau mengembangbiakkan pasangan burung cucakrowo yang telah siap
dan memenuhi kriteria untuk dijodohkan.
Oleh sebab itu, harus dibedakan antara sangkar untuk
pemeliharaan atau kurungan dengan sangkar untuk penangkaran.sangkar untuk
penangkaran lebih tepat disebut kandang. Selain ukuran yang jauh lebih luas,
kandang juga memerlukan berbagai peralatan yang dapat mendukung serta membantu
usaha penangkaran.
Agar sesuai dengan habitat dan kehidupan aslinya di
alam bebas, atau setidak tidaknya mendekati, maka kandang penangkaran ini harus
memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
Lokasinya cocok dan strategis.
- Konstruksi bangunan memenuhi syarat dan bentuk memadahi.
- Peralatan pendukung yang dibutuhkan tersedia.
- Iklim dan lingkungannya sesuai dengan burung cucakrowo.
- Lokasi yang Cocok dan Strategis
- Sebelum penangkaran dimulai, kita perlu memilih lokasi kandang penangkaran yang cocok dan strategis dengan hidup burung cucakrowo.
- Cocok: artinya banyak faktor pendukung yang memperlancar
usaha penangkaran, antara lain cukup mudah mendapat air dan makanan; tersedia
listrik sebagai pemanas dan penerangan, lingkungan tidak terlalu dekat dengan
keramaian yang mengganggu, kecuali kicau burung. Selain itu, ada tempat untuk
membuang sampah atau kotoran, serta jauh dari binatang yang dapat mengganggu
suasana penangkaran.
- Strategis: lokasi penangkaran mudah dikenal dan
dijangkau para penggemar, dekat dengan jalan serta transportasinya mudah. Kalau
mungkin tidak berada dalam kota dan lebih baik lagi bila berlatar belakang
pegunungan yang masih menyerupai hutan. Hal ini akan sangat mendukung keindahan
suasana penangkaran. Karena, selain hasil yang akan diharapkan, kombinasi
antara alam yang indah dan kicauan burung yang akan memberikan kenikmatan
tersendiri.
Tersedianya tenaga, bahan, dan sarana penunjang
lainnya perlu pula dipertimbangkan, karena hal ini akan membawa kemudahan serta
mendukung perkembangan penangkaran.
Kandang penangkaran yang baik dan cocok adalah kandang
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Bahan kerangka dari kayu yang kuat, tidak mudah lapuk,
dan tahan lama .
- Lantai dasar terbuat dari batu kali, batu apung , kerikil pasir dan tanah atau lumpur. Komposisi ini menyerupai kehidupan asli di hutan sehingga memenuhi kebutuhan dan sarana merawat diri bagi burung. Misalnya batu apung untuk mengasah paruh , pasir sebagai tempat mandi debu dan lain sebagainya.
- Kolam atau rawa buatan dibuat dari semen dan batu alam yang dibentuk sealami mungkin agar tampak luas seingga burung akan merasa senang, betah dan merasa gembira
Pemilihan pasangan
Keberhasilan penangkaran burung cucakrowo sangat
ditentukan oleh pasangan baru yang akan ditangkarkan sebagai calon induk. Untuk
menentukan induk yang baik, faktor-faktor berikut ini harus diperhatikan,
yakni:
- Mutu atau kualitas.
- Umur burung yang akan dijodohkan.
- Asal-usul pasangan.
- Jenis kelamin.
- Kecocokan pasangan.
- Kesehatan burung.
Mutu atau Kualitas
Burung yang akan ditangkarkan sebaiknya telah
benar-benar diseleksi kualitasnya, yang meliputi mutu suara atau kicau, mental
dan jiwanya, keutuhan fisik serta daerah asal (peringkat teratas saat ini
adalah cucakrowo yang berasal dari Sumatera).
Umur Burung
Umur burung yang akan ditangkarkan sangat menentukan
kualitas piyik atau anakan yang dihasilkan. Anak atau piyik dari induk yang
terlalu muda selain kondisi fisiknya lemah, juga kicau atau suaranya akan
kurang keras atau bantas. Kemungkinan lain adalah induk muda ini kurang atau
belum mampu merawat anaknya dengan baik, sehingga kemungkinan mati di saat
kecil sangatlah besar. Sebaliknya, induk yang umurnya terlalu tua selain sudah
kurang produktif, telur yang dierami kemungkinan tidak dapat menetas. Kalaupun
dapat menetas anaknya kurang sehat atau bahkan mati,
Umur yang baik bagi penangkaran burung cucakrowo
adalah 2 tahun bagi pejantan dan 1,5 tahun bagi betina, sebab pada umur
tersebut cucakrowo telah mencapai dewasa kelamin. Apabila induk burung yang
ditangkarkan berasal dari satu keturunan (dari induk yang sama), penangkaran
dapat dimulai pada umur 1,5-2 tahun.
Asal-usul Pasangan
Satu induk yang sama, yakni dari satu tetasan yang
pada umumnya terdiri atas jantan dan betina.Keuntungan pasangan dari induk yang
sama ini adalah lebih mudah menjodohkannya serta mudah pula mentukan jantan dan
betinanya, karena mereka telah berpasangan sejak menetas. Kelemahannya adalah,
keturunannya tidak mungkin menghasilkan kombinasi suara lain karena berasal
dari satu darah atau satu garis keturunan.
Jenis Kelamin
Sering terjadi, karena ketidaktahuan penangkar, burung
yang dijodohkan adalah pasangan yang terdiri atas jantan semua atau betina
semua. Hal ini sering dialami oleh penangkar pemula. Walaupun burung yang
dijodohkan adalah betina semua, dapat bertelur. Hal ini mungkin terjadi bila
gizi yang diperlukan oleh burung tercukupi. Penentuan jenis kelamin sangat
menentukan keberhasilan penangkaran, sebab bila sampai salah, penangkaran akan
mengalami kegagalan. Untuk menentukan jenis kelamin ini telah duraikan di atas
secara rinci.
Kecocokan Pasangan
Burung yang telah ditentukan jenis kelaminnya belum
menjamin pasangan ini dapat akur atau jodoh dan dapat menghasilkan telur atau
keturunan. Burung jantan dan betina yang disatukan dalam sangkar belum pasti
cocok, mereka dapat saling menyerang, dan mungkin pula si jantan kalah oleh
betinanya. Dalam hal semacam ini, pasangan burung ini harus segera dipisahkan
agar tidak mengalami kerusakan bahkan dapat mengakibatkan matinya salah satu
burung.
Kesehatan
Burung yang disiapkan untuk induk, hendaknya
betul-betul telah diseleksi kesehatannya, baik kesehatan fisik maupun mentalnya
lebih-lebih pada burung yang cacat. Burung yang kurang sehat atau tidak fit
tidak mungkin menghasilkan anakan yang yang baik seperti yang diharapkan.bila
burung yang dijodohkan ini sakit, akibatnya akan lebih fatal. Oleh karena itu,
burung yang dijodohkan harus selalu dijaga kesehatannya melalui perawatan,
pemberian makan yang baik serta kebersihan kandangnya. Selain umur prodiktifnya
panjang, kesehatan burung juga akan menghasilkan keturunan yang baik dan
memuaskan
CARA MENJODOHKAN
Bila calon induk yang akan ditangkarkan telah dipilih
serta telah memenuhi syarat tersebut di atas, tiba saatnya untuk memasukkannya
ke dalam kandang penangkaran. Menjodohkan atau memasukkan burung ke dalam
kandang pun ada tekniknya tersendiri, yakni sebagai berikut:
- Masukkan burung jantan ke dalam kandang penangkaran terlebih dahulu, hingga benar- benar tampak tenang dan tidak lagi gelisah, syukur sudah mau berkicau
- Dekatkan atau tempelkan sangkar/kurungan yang berisi burung betina pada kandang penangkaran yang sudah berisi burung jantan calon pasangannya, pada salah satu dinding kandang dan amati terus. Bila keduanya telah mulai tertarik dan mendekat serta menunjukkan isyarat gerak yang cocok, barulah mulai dengan tahap berikutnya yaitu memasukkan burung betina ke dalam kandang penangkara
- Masukkan cucakrowo betina dalam kandang penangkaran secara hati-hati, agar si jantan tidak terkejut dan menyebabkan ketakutan serta menghambat adaptasi keduanya. Waktu yang tepat untuk memasukkan burung betina adalah sore hari menjelang tidur, dengan maksud agar keduanya dapat segera tenang dan tidak saling menyerang. Ikuti dan awasi terus perkembangannya agar dapat dipastikan bahwa keduanya akur dan tidak saling menyerang. Apabila dalam beberapa hari sudah mulai tampak akur dan selalu rukun, dapat diharapkan pasangan ini akan segera menghasilkan keturunan
- Berikan cukup makanan baik makanan buatan, buah-buahan maupun makanan ekstra berupa serangga, belalang atau jangkrik. Air minum dan kolam rawa atau kolam buatan agar selalu dijaga kebersihannya serta mengganti airnya.
- Pada waktu memberikan makanan ekstra, berupa belalalng atau jangkerik, usahakan agar dibantu dengan tangan atau lidi, agar terjalin diberikan secara kontak langsung dengan pemilik. Kontak secara langsung dengan burung perlu latihan atau pendekatan sedikit demi sedikit dan penuh kesabaran. Kontak langsung ini sangat diperlukan, agar terjalin hubungan kasih saying. Bila kontak langsung sering dilakukan, maka setiap kali kita datang ke lokasi kandang, burung akan menyambut gembira dan penuh harap untuk mendapatkan hadiah makanan kesayangan
- Setelah beberapa waktu akan tampak jelas adanya kehidupan yang rukun, penuh kegembiraan yang diselingi dengan canda dan saling berkejaran riang namun tidak menyerang
- Secara naluriah, seperti ketika masih di hutan, biasanya pasangan burung ini akan membuat sarang dan mulai bertelur menjelang musim penghujan , yaitu sekitar bulan Juli-Agustus. Apabila pasangan ini sama-sama tampak mengumpulkan rumput kering atau bahan lain dan mulai menyusun sarang, segera berilah tambahan daun cemara, rumput kering ataupun serabut kelapa agar burung mudah mencari bahan sarang
- Setelah segalanya dirasa siap, maka si betina akan segera bertelur antara 2 sampai 3 butir. Tetapi ada kalanya burung akan bertelur sampai 4 butir. Tetapi pada umumnya cucakrowo hanya bertelur 2 butir saja. Telur yang semula berwarna putih ini lama-lama menjadi agak kekuningan dan kemudian akan muncul bintik-bintik coklat muda kekuning-kuningan. Pengeramannya biasanya dilakukan secara bergantian. Pada hari ke empat belas, biasanya telur akan segera menetas. Anak cucakrowo akan diasuh oleh kedua induknya secara bergantian.
.
+KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan
utama adalah menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama
masa birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu
memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk jantan
ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda menggunakan
multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan
seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan
makan burung indukan. Anda bisa misalnya menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan
fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat
direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi
burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun
indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga
melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan perkawinan tidak terjadi pembuahan.
Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang kosong sampai masa pengeraman
berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas adalah
karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan.
Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan menggunakan BirdMature
sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature memang meningkatkan fertilitas
dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun dia memiliki fungsi lain, yakni
meningkatkan daya tahan tubuh piyikan (burung-burung muda), menormalkan sistem
kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia kekurangan
asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia masih dalam bentuk
telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian anakan piyikan burung bisa
ditekan.
PERAWATAN PASCA TELUR MENETAS
Apabila telah diketahui kapan kira-kira telur akan
menetas, persiapkan segala sesuatnya dengan cermat, telaten dan penuh
perhatian. Dalam dua atau tiga hari menjelang telur menetas hendaknya telah
disediakan kroto atau serangga lain yang lembut dan lunak agar sewaktu-waktu
menetas induk langsung dapat memberi makan anak-anaknya sesuai kehendaknya.
Di dalam sangkar induk tidak bisa secara bebas
mencarikan makan untuk anaknya, maka kebutuhan pakan untuk anak burung harus
selalu diperhatikan dari hari ke hari. Karena kebutuhan makannya tidak selalu
sama dari hari ke hari sejak umur 1 hingga 15 hari, anak akan mulai belajar keluar
sarang terutama saat bulunya sudah mulai lengkap. Induk burung akan memilih dan
memberikan jenis pakan yang sesuai cocok dengan anaknya, sesuai dengan umur dan
besar anaknya.
Pada tahap menyuapi ini pemberian pakan ekstra berupa
serangga, tidak boleh terlambat, agar pertumbuhan anak burung tidak terlambat,
dan mungkin akan mengalami kegagalan. Setelah anak cucakrowo mulai keluar dari
sarang, jumlah jatah pakan perlu ditambah. Pada tahap ini, anak burung akan
selalu minta disuapi dan kelihatannya selalu lapar dan ingin makan.
Usahakan untuk tidak terlalu cepat memisahkan anak
burung dari induknya, tunggu sampai kira-kira berumur satu atau dua bulan. Saat
yang paling tepat untuk memisahkan anak dari induknya adalah bila ada
tanda-tanda bahwa induk berusaha menjauh, bila anak mendekat untuk minta
disuapi dan seolah-olah akan mematuknya. Setelah tanda-tanda tersebut di atas
terlihat, segera ambil dan pisahkan dengan hati-hati, agar induknya tidak
terkejut dan stress. Apabila terkejut, apalagi stress, dapat mengakibatkan
induk burung tidak mau bertelur dalam waktu yang cukup lama.
Di malam hari burung cucakrowo mempunyai kebiasaan
tidur lelap dengan memasukkan dan mendekap kepalanya di bawah bulu sayapnya,
sehingga apabila cukup hati-hati anaknya dapat di tangkap tanpa setahu
induknya.
Anak cucakrowo yang telah dipisahkan, dikumpulkan
menjadi satu dalam sangkar pemeliharaan.apabila kelak akan dijadikan calon
induk, anak-anak burung ini tidak perlu dipisah-pisahkan agar dapat tetap
rukun. Selain itu, dalam membentuk pasangan yang baru, dan menentukan jantan
dan betinanya tidak mengalami kesulitan lagi. Tetapi bila dimaksudkan untuk
keperluan lain, misalnya calon yang akan diikutkan lomba atau sekedar untuk di
dengar suaranya, setelah anak burung mulai belajar berkicau dapat segera
dipisahkan dari yang lain, agar cepat dan rajin berkicau. Cari master untuk
melatihnya, seperti kaset, menggunakan burung yang sudah jadi dan baik atau
menggunakan burung sejenis trucukan
Merawat dan melatih cucakrowo
Setelah cukup umur, burung muda hasil penangkaran,
dikumpulkan dalam sangkar terpisah dari induknya. Maksud pemisahan ini antara
lain:
- Ada selera makan bila ada temannya.
- Lebih merasa tenang.
- Mengurangi perasaan gelisah pada saat dipisahkan.
- Kemungkinan akan dijadikan induk baru.
- Menghemat kebutuhan sangkar.
Dilihat dari berbagai segi, burung cucakrowo hasil
penangkaran lebih baik kualitasnya dan memiliki kelebihan dibandingkan
cucakrowo hasil tangkapan. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:
- Lebih jinak dan mudah beradaptasi, karena lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga.
- Belum pernah tahu dan merasakan kehidupan di hutan sehingga tak ada rasa tertekan atau ingin hidup bebas.
- Bentuk fisiknya bagus karena pemilihan induknya secara selektif.
- Corak suara telah dapat diketahui berdasarkan induk yang menurunkan.
- Kesehatannya terjamin karena terawat sejak telur menetas.
- Seleksi ketat dan penangkaran yang terkontrol akan menghasilkan keturunan yang semakin hari semakin dapat ditingkatkan kualitasnya.
Kelemahan cucakrowo hasil penangkaran
Walaupun cucakrowo hasil penangkaran memiliki
kelebihan, tetapi peternak perlu menguasai cara dan teknik melatih, agar burung
cepat dan rajin berkicau dengan baik. Sebab, kelemahan burung hasil penangkaran
adalah pada lagunya yang kadang kemasukan “suara setan” atau suara lain yang
tidak kita inginkan misalnya suara ayam, perkutut dan suara hewan lainnya.
Dalam melatih cucakrowo muda perlu dipersiapkan
langkah sebagai berikut:
- Usahakan sangkar yang dipakai bukan sangkar yang baru, agar kepala dan bulu tidak rusak, akibat menabrak jeruji sangkar (sangkar lama jerujinya sudah tidak tajam).
- Usahakan agar cucakrowo muda selalu mendengarkan lagu dan irama kicau dari cucakrowo yang sudah jadi , bagus bahkan pernah menjadi juara. Untuk lebih mudahnya, gunakan kaset rekaman burung cucakrowo juara.
- Dapat pula digunakan master dari jenis burung trucukan. Karena burung ini memiliki banyak persamaan, baik bentuk maupun irama/ nada kicaunya, hanya suaranya lebih kecil. Kelebihan trothokan ini adalah banyak yang memiliki lagu ganda yang kini banyak digemari dan menang dalam lomba atau pameran.
- Agar cucakrowo muda tidak takut, jangan didekatkan dengan burung yang telah jadi dan berkicau keras-keras. Bila perlu biarkan burung muda ini mendengarkan kicauannya saja, tanpa melihat burungnya. Setelah beberapa waktu dan kelihatan bahwa burung muda ini sudah agak pandai serta kuat mentalnya, boleh didekatkan dengan burung yang sudah bagus, agar terbiasa dan berani berkicau bersama bersahut-sahutan seperti saat berada dalam arena pameran.
Tanpa latihan yang baik, burung burung yang sudah
rajin dan kicaunya bagus pun belum berani unjuk suara di arena.
+PROBLEM UTAMA CUCAK ROWO
1. Kurang fighting spirit, hanya diam bila ketemua lawan.
2. Memperdengarkan suara mati.
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit, hanya diam bila ketemua lawan.
2. Memperdengarkan suara mati.
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit alias kurang semangat tempur
biasanya karena burung masih muda, burung kurang fit, kegemukan. Atasi dengan
pemberian asupan yang seimbang gizi, vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit
untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout selama 3 hari sebelum turun
lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
2. Memperdengarkan “suara mati” atau suara burung lain seperti ayam,
perkutut dan lain-lain. Atasi dengan pemasteran intensif suara burung
cucakrowo. Bisa menggunakan kaset bisa menggunakan cd. Burung jangan dijadikan
jinak. Biarkan sedikit liar. Cucakrowo jinak memerlukan stimulan digoda atau
disiuli agar bunyi. Cucakrowo semi liar, suaranya cenderung keras dan rajin
bunyi.
3. Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan
protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral
dan barengi dengan perawatan harian menggunakan BirdVit. Kurangi dulu
penjemuran dari porsi biasanya.
4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan
parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves.
Jika gangguan parasit sangat akut, bisa disertai penggunaan BirdFresh.